Sanggar Kegiatan Belajar Berada Pada Posisi Yang Lemah Dalam Hukum

Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) dilahirkan tahun 1978 memiliki posisi hukum yang kalah kuat dibanding dengan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) yang baru lahir dua puluh tahun kemudian.

Memperkenalkan Daerah dengan mengenakan Baju Adat di Apresiasi PTKPAUDNI 2013

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Pendidikan Luar Sekolah

Pendidikan Luar Sekolah adalah pendidikan yang memberdayakan masyarakat dan membantu menyelesaikan masalah dari potensi SDM yang ada.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Selasa, 26 Maret 2013

Mahasiswa Jurusan PLS UM Kerjasama dengan NFERCI dalam Pemberdayaan Masyarakat di Desa Sumberejo

Malang, 19 Maret 2013 
Mahasiswa Universitas Negeri Malang Fakultas Ilmu Pendidikan Jurusan Pendidikan Luar Sekolah bekerja sama dengan NFERCI Indonesia dalam melaksanakan kegiatan pemberdayaan masyarakat untuk mengobservasi dalam pencarian permasalahan-permasalahan yang terjadi di Desa Sumberejo yang lebih menekankan kepada peningkatan kuaitas hidup.
Mahasiswa Bersama Frans Sutrisno Pelopor Kampung Organik
Kali ini Mahasiswa S1 PLS UM yang terdiri dari 5 orang ini berkonsentrasi pada Kelompok Tani Tanuse yang mempunyai ciri khas dan keunikan dalam penanaman buah dan sayur m
enggunakan pupuk organik, dari semua kelompok tani yang ada hanya Kelompok Tani Tanuse yang menggunakan pupuk berbahan dasar organik

Senin, 25 Maret 2013

Pelatihan Pembuatan Selai Tomat Sebagai Produk Unggulan di Desa Sumberejo

Sumberejo, 22 Maret 2013

SELTOM - Produk Unggulan Desa Sumberejo


Pelaksanaan pelatihan pembuatan selai tomat disambut antusias oleh masyarakat Desa Sumberejo yang dilaksanakan di Basecamp Kampung Organik Desa Sumberejo milik Bapak Frans Sutrisno selaku pelopor tanaman organik di Desa Sumberejo.

Pembuatan selai tomat diharapkan seluruh masyarakat dapat tergerak untuk membudidayakan dan mengaplikasikan tanaman tomat menjadi barang jadi yang siap jual dan berdaya jual tinggi sehingga seluruh petani tomat dapat mendapatkan hasil yang meningkat selain itu dengan naik turunnya harga tomat dipasaran membuat resah petani tomat yang mengalami kerugian sehingga tomat yang dihasilkan menjadi sia-sia. dengan dijadikan selai tomat maka produk tidak langsung busuk, berdasarkan riset selai tomat yang ditaruh di dalam botol dan dalam keadaan posisi kering dapat bertahan selama +/- 6 bulan.
Selesai pembuatan selai  tomat dilanjutkan proses produksi dengan memperhitungkan break event point serta jaringan kerjasama konsumen yang mau menjual belikan produk selai tomat ini.

Jumat, 22 Maret 2013

Ivan Illich

Ivan Illich: deschooling, conviviality and the possibilities for informal education and lifelong learning

Many students, especially those who are poor, intuitively know what the schools do for them. They school them to confuse process and substance. Once these become blupicture: ivan illich reproduced under the terms of 
the GNU Free Documentation License, Version 1.2 from Wikipedia Commonsrred, a new logic is assumed: the more treatment there is, the better are the results; or, escalation leads to success. The pupil is thereby "schooled" to confuse teaching with learning, grade advancement with education, a diploma with competence, and fluency with the ability to say something new. His imagination is "schooled" to accept service in place of value. Medical treatment is mistaken for health care, social work for the improvement of community life, police protection for safety, military poise for national security, the rat race for productive work. Health, learning, dignity, independence, and creative endeavour are defined as little more than the performance of the institutions which claim to serve these ends, and their improvement is made to depend on allocating more resources to the management of hospitals, schools, and other agencies in question. Ivan Illich Deschooling Society (1973: 9)

Ujicoba Riset Pembelajaran Berbasis Film Edukasi Pada Anak PAUD Kelompok Bermain dan Taman Kanak-Kanak



 Sumberejo. 20 Maret 2013

PAUD Harapan Kita I Dusun Santrean
Kegiatan ujicoba pembelajaran berbasis film edukasi dilkukan di dua tempat yaitu di TK Al Islah dan Paud Harapan Kita I di Dusun Santrean dan PAUD Harapan Kita II di Dusun Sumberejo. saat kegiatan berlangsung kurang lebih sekitar 50 anak baik dari TK dan PAUD turut serta. didampingi oleh seluruh pendidik PAUD dan TK beserta orang tua yang ikut menyaksikan.
PAUD Harapan Kita II Dusun Sumberejo
Selaku pembawa cara Mba Novita dari nferci memberikan arahan serta maksud tujuan pelaksanaan kegiatan ini dan yang membimbing metode ini adalah kak Habib sejak awal pemutaran film sampai dengan selesai. Selepas kegiatan ini berlangsung para tutor pendidika PAUD dan orang tua di berikan instrumen sebagai bahan evaluasi dan masukan pembelajaran berbasis film edukasi ini.






Sabtu, 16 Maret 2013

AD ART NFERCI Indonesia




ANGGARAN DASAR


Mukadimah
Beberapa permasalahan yang masih dihadapi dalam penyelenggaraan pendidikan nonformal dewasa ini adalah sebagai berikut: Pertama, Pendidikan nonformal belum mendapat pemahaman dan perhatian yang proporsional dengan pendidikan sekolah, baik berkenaan dengan peraturan perundangan maupun dukungan anggaran sehingga pemerataan pelayanan pendidikan nonformal bagi masyarakat diberbagai lapisan dan diberbagai daerah belum dapat dilaksanakan secara optimal. Kedua, masih terbatasnya jumlah dan mutu tenaga profesional pada institusi pendidikan nonformal di tingkat pusat dan daerah dalam mengelola, mengembangkan dan melembagakan pendidikan nonformal. Ketiga, masih terbatasnya sarana dan prasarana pendidikan nonformal baik yang menunjang penyelenggaraan maupun proses pembelajaran pendidikan nonformal. Keempat, ketergantungannya penyelenggaraan kegiatan pendidikan nonformal di lapangan pada tenaga sukarela sehingga tidak ada jaminan kesinambungan pelaksanaan program pendidikan nonformal. Kelima, masih relatif rendahnya partisipasi/peranserta masyarakat dalam memprakarsai penyelenggaraan dan pelembagaan pendidikan nonformal.

Jumat, 15 Maret 2013

Permasalahan Pada Penyelenggaraan PLS


Diskusi nferci persiapan menuju lapangan
Beberapa permasalahan yang masih dihadapi dalam penyelenggaraan pendidikan nonformal dewasa ini adalah sebagai berikut: Pertama, Pendidikan nonformal belum mendapat pemahaman dan perhatian yang proporsional dengan pendidikan sekolah, baik berkenaan dengan peraturan perundangan maupun dukungan anggaran sehingga pemerataan pelayanan pendidikan nonformal bagi masyarakat diberbagai lapisan dan diberbagai daerah belum dapat dilaksanakan secara optimal. Kedua, masih terbatasnya jumlah dan mutu tenaga profesional pada institusi pendidikan nonformal di tingkat Rpusat dan daerah dalam mengelola, mengembangkan dan melembagakan pendidikan nonformal. Ketiga, masih terbatasnya sarana dan prasarana pendidikan nonformal baik yang menunjang penyelenggaraan maupun proses pembelajaran pendidikan nonformal. Keempat, ketergantungannya penyelenggaraan kegiatan pendidikan nonformal di lapangan pada tenaga sukarela sehingga tidak ada jaminan kesinambungan pelaksanaan program pendidikan nonformal. Kelima, masih relatif rendahnya partisipasi/peranserta masyarakat dalam memprakarsai penyelenggaraan dan pelembagaan pendidikan nonformal.
Dengan memperhatikan permasalahan yang masih dihadapi dewasa ini dalam penyelenggaraan pendidikan nonformal, maka tantangan pembangunan pendidikan nonformal untuk kurun waktu sepuluh tahun ke depan adalah sebagai berikut:
Pertama, dalam kaitannya dengan meningkatkan perluasan dan pemerataan, adalah bagaimana penyelenggaraan pendidikan nonformal yang terdiri dari pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pemberantasan buta aksara, pendidikan berkelanjutan, pendidikan vokasi, pengembangan masyarakat, pendidikan perempuan (gender) dan dukungan terhadap pengentasan kemiskinan dapat dilakukan secara lebih meluas dan merata sehingga lebih mampu menampung dan menjangkau warga masyarakat lebih banyak dari yang selama ini telah dijangkau. Kedua, dalam kaitannya dengan mutu dan relevansi, adalah bagaimana pendidikan nonformal diarahkan untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas sehingga mampu mengembangkan diri, bekerja mencari nafkah, dan dapat memenuhi pendidikan selanjutnya serta menciptakan dan memenuhi lapangan kerja sesuai dengan kebutuhan pasar. Ketiga, dalam kaitannya dengan penataan sistem manajemen pendidikan, baik yang dikelola pemerintah maupun masyarakat adalah bagaimana meningkatkan peran serta masyarakat dan pemerintah daerah dalam penyelenggaraan dan pengelolaan pendidikan nonformal, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, serta pembiayaannya sehingga pelembagaan penyelenggaraan pendidikan nonformal yang dikelola oleh, dari, dan untuk masyarakat mengakar pada mekanisme perkembangan lingkungan masyarakat.

Selamat Datang Di NFERCI Indonesia

Terima kasih sudah berkesempatan mengunjungi kami. tanpa mengurangi rasa hormat kami atas dukungan, saran, kritik serta masukan-masukan anda yang membangun kami mengajak anda untuk kami perkenalkan sdikit mengenai Pendidikan Nonformal.

Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 menyatakan bahwa sistem pendidikan di Indonesia terdiri atas 3 jalur yaitu Pendidikan Formal, Pendidikan Nonformal dan Pendidikan Informal.

Beberapa permasalahan yang masih dihadapi dalam penyelenggaraan pendidikan nonformal dewasa ini guna meningkatkan kapasitas tersebut penelitian dan pengembangan pendidikan nonformal yang terintegrasi serta dalam meningkatkan kepedulian masyarakat di bidang pemberdayaan masyarakat diperlukan suatu wadah yang diharapkan dapat menjadi sarana penyampaian informasi, komunikasi, dan diskusi antar peneliti pendidikan nonformal, sehingga diharapkan akan muncul suatu sinergi dalam pengembangan agen pembaharuan pendidikan nonformal di Indonesia. Organisasi tersebut bersifat ilmiah, terbuka, dan independen, memiliki soliditas dan komitmen tinggi untuk menggalang kekuatan ilmiah, lembaga perguruan tinggi, lembaga penelitian, pemerintah dan industri untuk mengembangkan pendidikan nonformal sebagai strategi rasional dalam upaya pengembangan agen pembaharuan pendidikan nonformal di Indonesia. Didorong oleh tekad tersebut, maka dengan memohon Rahmat dan Ridha Tuhan Yang Maha Esa, dibentuk Nonformal Education Research & Consultant Indonesia (NFERCI)